Asalamua'laikum...

wellcome t0 my blog

Jumat, 20 Mei 2011

LARANGAN DUDUK DI PINGGIR JALAN/hadist

• Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Sesungguhnya ALLAH telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata adalah memandang, zina lisan (lidah) adalah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan, serta kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu. [Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad]
• Hadis ini menerangkan bahwa mata yg memandang kepada seseorang yg bukan muhrim dimana pandangan itu diiringi nafsu syahwat atau tidak sesuai tuntunan agama, maka pandangan itu termasuk zina
• Dari Jarir, ia berkata: Saya menanyakan tentang melihat sesuatu yang diharamkan yang datang dengan tiba-tiba kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda: “Pejamkanlah matamu”. [Muslim]
Artinya manakala kita melihat perkara yang diharamkan oleh ALLAH subhanahu wa ta’ala, maka hendaklah kita memejamkan mata.
• Dari Ummi Salamah, ia berkata: Ketika saya bersama Maimunah berada di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Ibnu Ummi Maktum masuk. Kejadian itu sesudah turunnya ayat yang memerintahkan kami untuk berhijab. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berhijablah kamu daripadanya”. Kami berkata: Wahai Rasulullah, bukankah ia seorang yang buta tidak melihat dan tidak mengetahui kami? Nabi SAW bersabda: “Apakah kamu juga buta? Tidak kah kamu melihat orang itu?” [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis dengan isnad hasan shahih]
2. LARANGAN BERSALAMAN, BERSENTUHAN BUKAN MUHRIM
• Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Sesungguhnya ALLAH telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata adalah memandang, zina lisan (lidah) adalah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan, serta kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu. [Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad]
• Hadis ini menerangkan bahwa mata yg memandang kepada seseorang yg bukan muhrim dimana pandangan itu diiringi nafsu syahwat atau tidak sesuai tuntunan agama, maka pandangan itu termasuk zina
• Dari Jarir, ia berkata: Saya menanyakan tentang melihat sesuatu yang diharamkan yang datang dengan tiba-tiba kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda: “Pejamkanlah matamu”. [Muslim]
Artinya manakala kita melihat perkara yang diharamkan oleh ALLAH subhanahu wa ta’ala, maka hendaklah kita memejamkan mata.
• Dari Ummi Salamah, ia berkata: Ketika saya bersama Maimunah berada di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Ibnu Ummi Maktum masuk. Kejadian itu sesudah turunnya ayat yang memerintahkan kami untuk berhijab. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berhijablah kamu daripadanya”. Kami berkata: Wahai Rasulullah, bukankah ia seorang yang buta tidak melihat dan tidak mengetahui kami? Nabi SAW bersabda: “Apakah kamu juga buta? Tidak kah kamu melihat orang itu?” [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis dengan isnad hasan shahih]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar